Jumat, 03 Agustus 2012

Saat Kesedihan Datang

Assalamualaikum wr.wb
Salam senyum :) 1

sebelumnya download lagu ini dulu ya . .

Ketika hari-hari mu diliputi kesedihan . . .
Masalah masalah yg ada terasa menghempit dada . . .
Dunia terasa tidak lagi indah . . .
Derih rasanya hati . . .

Mana Bahagia itu ?
Inilah saatnya engkau membutuhkannya . . .
Mendekatinya . . .
Meminta kepadanya . . .

Pasrahkan semua permasalahanmu kepada Allah . . .
Karena sesungguhnya dia-lah yg bisa menolongmu bukan yg lain . . .
Allah Maha Besar !!!

"dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan . . .(QS.2:155)

BERDO'A  & BERSABARLAH . . .
Semuanya akan baik-baik saja . . .

"sesungguhnya keadaan-Nya apabilan Dia Menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya "jadilah!" maka terjadilah ia.(QS.36:82)

Tiada satupun kekuatan yg dapat menolong anda di dunia maupun di akhirat melaikan Allah S.W.T, jangan lah anda jauh darinya, jangan lah anda melupakannya. jgn hitung berapa kali orang menyakiti dan mengecewakan anda tapi berapa kali anda melupakan Allah dan Allah tidak pernah melupakan anda.

Keep Smile :)



Kamis, 02 Agustus 2012

Apakah diri Anda Benar ?

Asslamualaikum wr.wb

Salam Senyum :) !

Pernahkah dari Anda mendapat nasehat atau saran dari seseorang ? jika pernah, apa yg anda lakukan setelah mendapat saran itu ? apakah anda menerima dengan hati ihklas dan lapang dada, atau anda malah berkata "sok tahu banget sih jadi orang" atau "nyindir banget tuh orang" . mungkin dari anda pernah mengatakan itu, dan tahukah anda apa yg sebenarnya anda lakukan ?

Seseorang dengan hati ikhlas berusaha mengingatkan anda, tapi anda malah berkata demikian. Samakah anda dengan kaum quroisy ketika Rasullulah datang dan memberi nasehat pada mereka dan mereka dustakan, dan malah berkata bahwa itu adalah kesesatan yg nyata. Dapatkah anda di kategorikan dengan orang quroisy ?

ingat Firman Allah
“Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. 103. 2-3).

Orang berimana adalah orang yg memberikan kebaikan bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk saudara-saudaranya sesama muslim, yaitu dengan saling mengingatkan dalam hal positif . Dan jika kalian mengingkari atau mendustakan orang yang mengingatkan anda, bukankah anda termasuk orang-orang yang mendustakan perintah Allah ?

”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf* dan mencegah dari yang munkar**; merekalah orang-orang yang beruntung. Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,”. (QS. Ali ’Imran. 104 – 105).

(NB.
Yang dimaksud dengan ma’ruf* adalah segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah. Sedangkan yang dimaksud dengan munkar** adalah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.)


Jadilah pribadi yang terbuka, jangan menutup diri anda dengan keegoisan anda sendiri, ingat tidak anda seorangpun yang tidak berbuat dosa. jika ada orang yg mengingatkan anda dan anda berkata "sok benar", apakah diri anda sudah benar ? apakah anda tidak pernah melakukan kesalahan ? siapakah diri anda kalau merasa orang lain salah dan anda benar ?

Mulai dari sekarang rubahlah cara pikir anda, orang yg mengingatkan anda adalah orang yg perduli terhadap anda, dan orang yg menjalankan perintah Allah, dan jangan lah anda dustai mereka dan menyakiti hati mereka baik di depannya atau di belakangnya. karena manusia yg mengingatkan manusia lain dalam hal kebaikan adalah sebaik-baiknya mausia, dan Allah akan memberikannya kenikmatan yg tak terhingga.

So . . Sudahkah anda mengingtakan Teman-teman anda ? :)

Keep Smile :).

Minggu, 29 Juli 2012

Sebelum Meninggal Dia Mengatakan, “Aku Mencium Bau Surga!”

Asslamualaikum wr.wb

Salam Senyum :) !


Dalam sebuah hadits yang terdapat dalam ash-Shahihain dari Abu Hurairah radhiyallahu’anha bahwa Rasulullah Salallahu’alaihi wassalam bersabda,

“Ada tujuh golongan orang yang akan mendapat naungan Allah pada hari tiada naungan selain dari naunganNya…di antaranya, seorang pemuda yang tumbuh dalam melakukan ketaatan kepada Allah.” 


Dalam sebuah hadits shahih dari Anas bin an-Nadhr RA, ketika perang Uhud ia berkata, “Wah…angin surga, sungguh aku telah mecium bau surga yang berasal dari balik gunung Uhud.”
Seorang Doktor bercerita kepadaku, “Pihak rumah sakit menghubungiku dan memberitahukan bahwa ada seorang pasien dalam keadaan kritis sedang dirawat. Ketika aku sampai, ternyata pasien tersebut adalah seorang pemuda yang sudah meninggal -semoga Allah merahmatinya-. Lantas bagaimana detail kisah wafatnya. Setiap hari puluhan bahkan ribuan orang meninggal. Namun bagaimana keadaan mereka ketika wafat? Dan bagaimana pula dengan akhir hidupnya?

Pemuda ini terkena peluru nyasar, dengan segera kedua orang tuanya -semoga Allah membalas kebaikan mereka- melarikannya ke rumah sakit militer di Riyadh. Di tengah perjalanan, pemuda itu menoleh kepada ibu bapaknya dan sempat berbicara. Tetapi apa yang ia katakan? Apakah ia menjerit dan mengerang sakit? Atau menyuruh agar segera sampai ke rumah sakit? Ataukah ia marah dan jengkel? Atau apa?

Orang tuanya mengisahkan bahwa anaknya tersebut mengatakan kepada mereka, ‘Jangan khawatir! Saya akan meninggal… tenanglah… sesungguhnya aku mencium bau surga.!’ Tidak hanya sampai di sini saja, bahkan ia mengulang-ulang kalimat tersebut di hadapan pada dokter yang sedang merawat. Meskipun mereka berusaha berulang-ulang untuk menyelamatkannya, ia berkata kepada mereka, ‘Wahai saudara-saudara, aku akan mati, jangan kalian menyusahkan diri sendiri… karena sekarang aku mencium bau surga.’
Kemudian ia meminta kedua orang tuanya agar mendekat lalu mencium keduanya dan meminta maaf atas segala kesalahannya. Kemudian ia mengucapkan salam kepada saudara-saudaranya dan mengucapkan dua kalimat syahadat, ‘Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah. ‘ Ruhnya melayang kepada Sang Pencipta Subhanallahu wa Ta’ala.

Allahu Akbar… apa yang harus kukatakan dan apa yang harus aku komentari… semua kalimat tidak mampu terucap… dan pena telah kering di tangan… aku tidak kuasa kecuali hanya mengulang dan mengingat Firman Allah Subhanallahu wa Ta’ala,

‘Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.’ (Ibrahim: 27).
Tidak ada yang perlu dikomentari lagi.”

Ia melanjutkan kisahnya,
“Mereka membawanya untuk dimandikan. Maka ia dimandikan oleh saudara Dhiya’ di tempat memandikan mayat yang ada di rumah sakit tersebut. Petugas itu melihat beberapa keanehan yang terakhir. Sebagaimana yang telah ia ceritakan sesudah shalat Maghrib pada hari yang sama.

  1. Ia melihat dahinya berkeringat. Dalam sebuah hadits shahih Rasulullah Salallahu’alaihi wassalam bersabda, “Sesungguhnya seorang mukmin meninggal dengan dahi berkeringat.” Ini merupakan tanda-tanda Husnul Khatimah.
  2. Ia katakan tangan jenazahnya lunak demikian juga pada persendiannya seakan-akan dia belum mati. Masih mempunyai panas badan yang belum pernah ia jumpai sebelumnya semenjak ia bertugas memandikan mayat. Padahal tubuh orang yang sudah meninggal itu dingin, kering dan kaku.
  3. Telapak tangan kanannya seperti seorang yang membaca tasyahud yang mengacungkan jari telunjuknya mengisyaratkan ketauhidan dan persaksiaannya, sementara jari-jari yang lain ia genggam. Subhanallah… sungguh indah kematian seperti ini. Kita bermohon semoga Allah menganugrahkan kita Husnul Khatimah.

Saudara-saudara tercinta… kisah belum selesai…
Saudara Dhiya’ bertanya kepada salah seorang pamannya, apa yang ia lakukan semasa hidupnya? Tahukah anda apa jawabannya?

Apakah anda kira ia menghabiskan malamnya dengan berjalan-jalan di jalan raya? Atau duduk di depan televisi untuk menyaksikan hal-hal yang ter-larang? Atau ia tidur pulas hingga terluput mengerjakan shalat? Atau sedang meneguk khamr, narkoba dan rokok? Menurut anda apa yang telah ia kerjakan? Mengapa ia dapatkan Husnul Khatimah yang aku yakin bahwa saudara pembaca pun mengidam-idamkannya; meninggal dengan mencium bau surga.

Ayahnya berkata,
‘Ia selalu bangun dan melaksanakan shalat malam sesanggupnya. Ia juga membangunkan keluarga dan seisi rumah agar dapat melaksanakan shalat Shubuh berjamaah. Ia gemar menghafal al-Qur’an dan termasuk salah seorang siswa yang berprestasi di SMU’.”

Aku katakan, “Maha benar Allah yang berfirman,
‘Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Rabb kami ialah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu” Kamilah Pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari (Rabb) Yang Maha Pengam-pun lagi Maha Penyayang.’ (Fushshilat: 30-32).”

Ayah.. Engkau Lebih Berharga Dari Uang Itu

Assalamualaikum wr.wb

Salam Senyum :)

Salah satu da’i berkata, “Ada seorang laki-laki memiliki hutang, dan pada suatu hari datanglah kepadanya pemilik hutang, kemudian mengetuk pintunya. Selanjutnya salah seorang putranya membukakan pintu untuknya. Dengan tiba-tiba, orang itu mendorong masuk tanpa salam dan penghormatan, lalu memegang kerah baju pemilik rumah seraya berkata kepadanya, “Bertakwalah kepada Allah, bayar hutang-hutangmu, sungguh aku telah bersabar lebih dari seharusnya, kesabaranku sekarang telah habis,

sekarang kamu lihat apa yang kulakukan terhadapmu hai laki-laki?!

Pada saat itulah sang anak ikut campur, sementara air mata mengalir dari kedua matanya saat dia melihat ayahandanya ada pada kondisi terhina seperti itu.
Dia berkata,”Berapa hutang yang harus di bayar ayahku?’
Dia menjawab,”Tujuh puluh ribu real.”

Berkata sang anak,”Lepaskan ayahku, tenanglah, bergembiralah, semua akan beres.”
Lalu masuklah sang anak kekamarnya, dimana dia telah mengumpulkan sejumlah uang yang bernilai 27 ribu Real dari gajinya untuk hari pernikahan yang tengah ditunggunya. Akan tetapi dia lebih mementingkan ayahanda dan hutangnya daripada membiarkan uang itu di lemari pakaiannya. Sang anak masuk ke ruangan lantas berkata kepada pemilik hutang, “Ini pembayaran dari hutang ayahku, nilainya 27 ribu Real, nanti akan datang rizki, dan akan kami lunasi sisanya segera dalam waktu dekat Insya Allah.”

Di saat itulah, sang ayah menangis dan meminta kepada lelaki itu untuk mengembalikan uang itu kepada putranya, karena ia membutuhkannya, dan dia tidak punya dosa dalam hal ini. Sang anak memaksa agar lelaki itu mengambil uangnya. Lalu melepas kepergian lelaki itu di pintu sambil meminta darinya agar tidak menagih ayahnya, dan hendaknya dia meminta sisa hutang itu kepadanya secara pribadi.

Kemudian sang anak mendatangi ayahnya, mencium keningnya seraya berkata, “Ayah, kedudukan ayah lebih besar dari uang itu, segala sesuatu akan diganti jika Allah azza wa jalla memanjangkan usia kita, dan menganugerahi kita dengan kesehatan dan ‘afiyah. Saya tidak tahan melihat kejadian tadi, seandainya saya memiliki segala tanggungan yang wajib ayah bayar, pastilah saya akan membayarkan kepadanya, dan saya tidak mau melihat ada air mata yang jatuh dari kedua mata ayah di atas jenggot ayah yang suci ini.”
Lantas sang ayah pun memeluk putranya, sembari sesegukan karena tangisan haru, menciumnya seraya berkata, “Mudah-mudahan Allah meridhai dan memberikan taufiq kepadamu wahai anakku, serta merealisasikan segala cita-citamu.”

Pada hari berikutnya, saat sang anak sedang asyik melaksanakan tugas pekerjaannya, salah seorang sahabatnya yang sudah lama tidak dilihatnya datang menziarahinya. Setelah mengucapkan salam dan bertanya tentang keadaannya, sahabat tadi bertanya,
“Akhi (saudaraku), kemarin, salah seorang manajer perusahaan memintaku untuk mencarikan seorang laki-laki muslim, terpercaya lagi memiliki akhlak mulia yang juga memiliki kemampuan menjalankan usaha. Aku tidak menemukan seorang pun yang kukenal dengan kriteria-kriteria itu kecuali kamu. Maka apa pendapatmu jika kita pergi bersama untuk menemuinya sore ini?”
Maka berbinar-binarlah wajah sang anak dengan kebahagiaan, seraya berkata,
“Mudah-mudahan ini adalah do’a ayah, Allah azza wa jalla telah mengabulkannya.”
Maka dia pun banyak memuji Allah azza wa jalla. Pada waktu pertemuan di sore harinya, tidaklah manajer tersebut melihat kecuali dia merasa tenang dan sangat percaya kepadanya, dan berkata,
“Inilah laki-laki yang tengah kucari.”
Lalu dia bertanya kepada sang anak, “Berapa gajimu?”
Dia menjawab, “Mendekati 5 ribu Real.”
Dia berkata, “Pergi besok pagi, sampaikan surat pengunduran dirimu, gajimu 15 ribu Real, bonus 10% dari laba, dua kali gaji sebagai tempat dan mobil, dan enam bulan gaji akan di bayarkan untuk memperbaiki keadaanmu.”

Tidaklah pemuda itu mendengarnya, hingga dia menangis sambil berkata, “Bergembiralah wahai ayahku.”
Manajer pun bertanya kepadanya tentang sebab tangisannya. Maka pemuda itu pun menceritakan apa yang telah terjadi dua hari sebelumnya. Maka manajer itu pun memerintahkan untuk melunasi hutang-hutang ayahnya. Adalah hasil dari labanya pada tahun pertama, tidak kurang dari setengah milyar Real Berbakti kepada kedua orang tua adalah bagian dari ketaatan terbesar, dan bentuk taqarrub kepada Allah azza wa jalla yang teragung.

Dengan berbakti kepada keduanya rahmat-rahmat akan diturunkan, segala kesukaran akan disingkapkan. Dan Allah azza wa jalla telah mengaitkan antara berbakti kepada kedua orang tua dengan tauhid, Allah azza wa jalla berfirman:

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang dari keduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” [QS. Al Israa’. 23]

Di dalam shahihahin, dari hadits Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Amal mana yang paling dicintai oleh Allah?” Maka beliau menjawab, “Shalat pada waktunya.” Kukatakan lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Kukatakan, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Kemudian jihad di jalan Allah.” [HR.al Bukhari & Muslim]

Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Akan datang atas kalian Uwais bin ‘Amir bersama dengan penduduk Yaman dari Murad kemudian dari Qorn. Dulu dia kena penyakit sopak, kemudian sembuh darinya kecuali selebar koin uang dirham. Dia punya seorang ibu yang dulu dia berbakti kepadanya. Seandainya dia bersumpah atas nama Allah, pastilah akan dipenuhiNya. Maka jika kamu mampu dia beristighfar untukmu, maka lakukanlah.” [HR. Muslim]

Ini pula Hiwah bin Syuraih, dia adalah salah seorang Imam kaum muslimin dan ulama yang terkenal. Dia duduk pada halaqohnya mengajar manusia. Berbagai thalib (penuntut ilmu) datang kepadanya dari segenap tempat untuk mendengar darinya. Maka suatu ketika ibunya berkata kepadanya, saat dia berada di tengah-tengah muridnya, “Berdirilah wahai Hiwah, beri makan ayam.” Maka dia pun berdiri dan meninggalkan kajian.

Ketahuilah wahai saudaraku yang tercinta, bahwasanya termasuk pintu-pintu sorga adalah Babul Walid (Pintu berbakti kepada orang tua). Maka janganlah kehilangan pintu tersebut, bersungguh-sungguhlah dalam menaati kedua orang tuamu. Demi Allah, baktimu terhadap keduanya termasuk diantara sebab-sebab kebahagiaanmu di dunia akhirat.

Aku memohon kepada Allah azza wa jalla agar memberikan taufik kepadaku dan seluruh kaum muslimin untuk berbakti kepada kedua orang tua dan berbuat baik kepada keduanya. Wallahu a`lam

Keep Smile :)

Sabtu, 28 Juli 2012

Jangan Tangisi Apa yang Allah Berikan

Asslamualaikum wr.wb

Salam Senyum :) !

Menjalani hidup ini memang tidaklah mudah, pasti ada saja yang mengalami guncangan dalam hidupnya. Apapun masalah itu, baik masalah dalam diri maumpun diluar dari diri Anda. Dan dalam hidup ini pasti banyak hal-hal yang Andaharapkan untuk mendapatkannya, dan jika itu tidak terwujud, saat itu lah Anda mengalami sebuah guncangan dalam hidup ini.

Sebagai contoh;

  • Anda ingin bekerja di perusahaan itu, tapi "tidak" tercapai.
  • Anda ingi tinggal di rumah yang mewah, tapi "tidak" tercapai
  • Anda punya kreteria istri idaman kita, tapi "tidak" tercapai
  • dan masih banyak lagi hal-hal lainnya.
Anda pasti selalu memimpikan banyak hal, dan berusaha mendapatkannya. Tapi apakah Anda tahu kalau memang itu yang terbaik untuk hidup Anda ?
Anda mengiginkan kerja di perusahaan besar, Anda sudah melakukan berbagai hal untuk mendapakatnya, mulai dari berdo'a sampai berikhtiar, Anda sudah melakukannya semaksimal mungkin, tapi ternyata Allah berkata lain dan itupun belum Anda capai.

Disaat itu emosi Anda mulai meluap, bahkan anda mengeluh pada Allah. Anda ingin sekali bekerja dalam perusahaan itu tapi Allah berkata lain. Dan saat itu anda berputus asa dan mulai malas menjalani hidup Anda, sampai Anda berkata "untuk apa saya hidup, Allah saja tidak lagi mengabulkan do'aku, aku sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi apa yang aku dapat!" .

Ingat satu hal, Allah selalu mengabulkan permintaan hambaNya. Tapi Allah tahu yang terbaik untuk Anda, mungkin Allah belum mengabulkannya karena masih ada hal lain yang lebih baik untuk anda, atau bisa jadi itu adalah bukan hal yang baik untuk Anda.
sebagai contoh; Anda ingin masuk universitas terbaik di Indonesia, Tapi ternyata Allah memberikan universitas terbaik di Eropa. Anda ingin sekali menjadikannya sebagai istri/suami anda, anda selalu berdo'a dan memaksakan bahwa dia harus menjadi pasangan hidup Anda, tapi ternyata setelah menikah, dia hanya mengingikan harta adna, dan suka berselingkuh.

Jadi buka mata Anda dari sekarang. Kita sebagai manusia hanya bisa berencana, tapi Allah yang tahu yang terbaik untuk Anda, seperti anak SMP yang meminta mobil kepada ayahnya dan ayahnya tidak memberikan, itu karena ayah Anda tahu, belum saatnya Anda mendapatkan itu, dan bila kita tetap memaksa dan akhirnya mendapatkannya, kita malah mengalami kecelakan yang menewaskan Anda dengan mobil itu.bisa jadi Allah memberikan apa yang kita minta tidak dengan kelembutan tapi malah memberikannya dengan amarah dan dengan melemparnya ke arah kita. bukankah itu malah akan berbalin menjadi bencana untuk kita.

“.. Boleh jadi kalian membenci sesuatu,padahal ia amat baik bagi kalian. Dan boleh jadi kalian mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kalian.Allah Maha mengetahui kalian tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah 216)

Apapun harapan Anda, kejarlah itu dengan hidup dan mati, dan jangan pernah menyerah untuk mendapatkannya. Tapi Anda Harus ingat JANGAN TANGISI APA YANG ALLAH BERIKAN, syukuri itu dan manfaatkan itu sebaik-baiknya. Karena hanya Allah yang tahu apa yang terbaik utuk kita!

Kepp Smile :)